Sabtu, 15 September 2018

[Blogtour – Review] Perfect Scenario: Musuh Bebuyutan Versus Gebetan

Posted by Menukil Aksara | 5:26:00 AM Categories:
Judul buku         : Perfect Scenario
Penulis               : Kezia Evi Wiadji
Cover                 : Orkha Creative
Penerbit             : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan             : kedua, Agustus 2018
Tebal buku         : 280 hlm.; 20 cm
ISBN                  : 978-602-03208-8-5
ISBN DIGITAL    : 978-602-03840-9-2

BLURB:
    “Dengar ya, kita harus pacaran!”

    “HAH?”

    “Mulai detik ini, lo pacar gue. Dan selama itu, lo nggak boleh jalan dengan cowok lain!”

    “Eh, kamu kesurupan ya, tiba-tiba ngomong aneh begitu?!”

    “Gue sadar seratus persen. Jadi dengar—“

    “Sori, aku nggak mau!”

    “Heh! Jangan ge-er dulu. Gue sebenarnya juga nggak mau pacaran sama lo. Tapi kali ini, mau nggak mau, kita harus!”

    Ajakan kencan itu membahagiakan Finda, seandainya ia menyukai Farel. Seandainya Farel bukan duri dalam dagingnya. Seandainya Finda tidak menyukai Niko (teman baik Farel). Dan seandainya Farel tidak sedang berkencan dengan Novi. Tetapi, ajakan kencan jauh dari romantis yang disodorkan Farel ini harus diterima Finda karena mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu membatalkan pernikahan orangtua mereka! Ini merupakan skenario mereka.

SINOPSIS:
    “Buat gue, berantem sama Finda itu kesenangan tersendiri. Sensasinya berbeda.” (hlm. 43)

    “Jika ingin segera mengakhiri sinetron ini, ia harus bersikap baik meskipun Farel menyebalkan.”
(hlm. 89)

Finda dan Farel bertetangga semenjak kecil. Bahkan kedua mama mereka berteman baik. Semasa hidupnya, Mama Farel kerap bertandang ke rumah Mama Finda dan mengajak Farel. Sayangnya, tak demikian halnya dengan Farel dan Finda yang hubungannya lebih cocok disebut musuh bebuyutan atau bagai Tom dan Jerry. Sejak kecil, Farel senang sekali mengganggu dan membuat Finda marah. Mereka pun sering kali beradu mulut, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Hal ini berlanjut hingga keduanya remaja dan bersekolah di sekolah yang sama.

    Suatu hari, tiba-tiba Farel menyatakan bahwa dia dan Finda harus berpacaran. Tentu saja Finda sangat kaget dan tak menganggap serius karena bisa jadi itu salah satu kejailan Farel saja. Tapi agaknya ada alasan kuat di balik ajakan sepihak itu. Papa Farel dan Mama Finda ternyata sedang merencanakan pernikahan. Beralasan tak sudi bersaudara dengan Finda, Farel pun sukses membujuk Finda agar menyetujui keinginannya. Finda mengiakan demi harga dirinya. Mulailah skenario dirancang agar rencana pernikahan tadi dibatalkan. Skenario itu juga diketahui oleh Olly sahabat Finda, Novi pacar Farel, dan Niko sahabat Farel yang sekaligus merupakan cowok yang sudah lama ditaksir Finda.

    Tapi, tak selalu rencana yang disusun berjalan sesuai yang dikehendaki. Bagi Finda, perjanjian yang dibuat bersama Farel untuk berpura-pura pacaran dan tidak berkencan dengan cowok lain membuatnya serbasalah, apa lagi ketika Niko mulai melancarkan aksi pedekate. Di sisi Farel, Novi yang tak sudi diberi status ‘break’ pun bertingkah dan melakukan segala cara demi menghancurkan skenario tersebut. Sedangkan di pihak Mama Finda merasa senang saja karena Farel sering berkunjung dan terlihat berusaha mengakrabkan diri dengan Finda sebagai calon saudara. Dan di sisi lain ada Niko yang menunjukkan ketertarikan pada putrinya.

Hingga sebuah liburan singkat di Lembang yang awalnya direncanakan Papa Farel dan Mama Finda untuk mengakrabkan dua keluarga mengubah banyak hal. Finda dan Farel memang makin akrab, tapi juga terjadi sebuah kecelakaan dan terungkap kebenaran terkait masalah keluarga keduanya.   
Sekembalinya dari Lembang, Novi makin nekat melancarkan berbagai aksi untuk merusak sandiwara Farel dan Finda. Puncaknya, terjadi percekcokan yang mengakibatkan Finda mengundurkan diri dari skenario Farel. Hubungan Finda, Farel, dan Niko pun menjadi renggang dan rumit. Pada akhirnya mereka harus memutuskan yang terbaik demi keluarga, persahabatan dan orang-orang yang disayangi.

REVIEW:
    “Kok bingung sih? Hanya memilih    : suka, nggak suka. Mau, nggak mau. Malu, tapi mau. Cinta, tapi bingung.” Olly mengedip (hlm. 191-192)

    “Cinta membuat orang buruk menjadi baik, juga sebaliknya, membuat orang baik menjadi buruk. Semua tergantung pada tujuan kita mencintai.” (hlm. 263)

    Premis teenlit ini menarik. Yang kerap saya temukan adalah cerita dua sahabat yang berubah cinta, tapi ini justru dua musuh bebuyutan yang terpaksa menjalani peran pura-pura sebagai sepasang kekasih demi membatalkan rencana pernikahan orangtua. Tentu saja di awal baca saya langsung penasaran, akan berhasilkah skenario tak masuk akal ini dan bagaimana kisah ini akan bergulir?
    Diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga dan alur dominan maju (dengan campuran kilas balik di awal dan akhir), novel ini nyaman diikuti. Gaya bahasa yang ringan khas novel remaja juga menambah keasyikan baca. Meski Farel selalu menggunakan sapaan ‘lo-gue’, tapi secara keseluruhan dialog tetap dominan menggunakan bahasa baku, jadi cocok untuk pembaca yang tak terlalu suka dengan gaya bahasa tak baku atau gaul ala anak muda. Selain itu, Finda sendiri selalu menggunakan sapaan ‘aku-kamu’, sekaligus membedakan karakternya dengan Farel.

    Dari segi penokohan, tokoh yang paling bikin gemas tapi juga ‘ngangenin’ itu tentu saja Farel. Dia ini sosok cowok yang meskipun pada dasarnya baik, ganteng, pintar, populer, tapi juga punya sisi-sisi menyebalkan, jail, dan kadang arogan. Bahkan kehadiran Novi, pacarnya yang ambekan dan kekanak-kanakan menambah gereget cerita. Wajar juga jika awalnya Farel yang punya segudang kelebihan itu memilih bersama Novi karena tertarik dengan kecantikan dan sikapnya yang manis, Tapi sejalan dengan bergulirnya cerita, saya dapat merasakan perkembangan karakter Farel dan Novi. Kedua tokoh ini juga yang paling mencolok perubahannya. Dan bagusnya, Kak Evi memberikan latar belakang yang logis dan dapat saya terima.

    Untuk tokoh Finda, saya suka sosoknya yang digambarkan mungil, manis, menyenangkan, pandai, tapi bukan cewek populer yang ditaksir cowok-cowok di sekolah. Finda tumbuh dewasa tanpa sosok ayah, juga mengidap asma sehingga saya merasa ‘related’ sama tokoh satu ini. Tipikal gadis remaja pada umumnya yang bisa kita temui di sekitar. Hubungan dekatnya dengan sang mama dan sahabat juga membuat kisah lebih hidup dan hangat. Dan yang paling saya sukai dari Finda adalah sikapnya yang berani dan enggak mau kalah setiap kali berseteru dengan Farel. Tapi tanda disadari, dia justru bisa menjadi diri sendiri ketika berinteraksi dengan Farel. Chemistry antara Finda dan Farel ini kuat, bisa bikin saya tertawa, senyum, tapi juga bisa sedih.

    Tokoh-tokoh pendukung semacam Olly dan Niko pun mendukung sekali cerita. Terutama Niko yang secara karakter sebenarnya lebih manis dan kalem dibanding Farel. Juga Olly yang gembul, ceriwis, tapi setiakawan. Bagi kamu yang penasaran sama mereka, ada juga loh novel khususnya, berjudul “Perfect Gift” hehe... sedangkan Tante Mira alias Mama Finda, Om Tonny alias Papa Farel dan mendiang Tante Sinta alias Mama Farel punya porsi penting meski tak jadi sorotan utama cerita.

    Plot terjalin rapi, dengan seting utama kota Jakarta, diselipi adegan-adegan manis perkemahan di Lembang, Festival Foodtruck dan Festival Lampion membuat kisah ini manis, tak hanya berisi konflik keluarga dan remaja. Deskripsinya cukup memuaskan, termasuk suasana sekolah dan kegiatan belajar para siswa senior. Kak Evi juga pandai memainkan dinamika cerita, sehingga saya merasa terlibat secara emosi dengan tiap adegan, baik ketika Finda dan Farel akur, galau, maupun sedang berantem, hehe... Ending yang disajikan juga memuaskan.

    Bagi yang sudah melewati masa SMA, baca teenlit ini akan memancing kerinduan kembali akan masa remaja yang penuh impian, juga sensasi rasa saat menyukai teman sekolah. Mengenang masa muda yang indah sekaligus mengingatkan kembali akan pentingnya makna keluarga. Bagi adik-adik remaja, kisah Finda dan Farel ini sangat bisa menjadi pilihan bacaan yang tak hanya mengasyikkan tapi juga sarat pesan kebaikan.

15 komentar:

  1. Selalu suka novelnya kak Evi, makasih kak udah review novelnya kak Evi. Kebetulan belum baca Perfect Scenario ini, jadi penasaran dengan kisah Finda dan Farel apalagi setelah membaca review dari kak Melani tambah deh rasa penasaran saya hehehe. Salam kenal kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga. makasih udah baca review saya. yup, selalu suka sama gaya bercerita Kak Evi. Yang ini juga ngegemesin tapi juga manis :)

      Hapus
  2. Jujur. Sebenarnya Teenlit bukan Genre Terfavorit dalam list bacaanku. Tapi entah kenapa genre ini selalu berhasil mencuri perhatian. Mulai dari covernya yang ngg pernah ngg menarik, sampai ceritanya yang walaupun terkadang sedikit mainstream, meski begitu selalu dinanti-nantikan dan terakhir efek setelah membacanya selalu mampu bikin mesem-mesem geli haha ;D. Fix. Novel ini bikin penasaran. Thankfull review-nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih juga udah baca dan meninggalkan komentar. yup, teenlit itu bacaan ringan yang menghibur tapi sebenarnya banyak menyisipkan pesan kebaikan :)

      Hapus
  3. Belum pernah baca karyanya Kak Evi. Pernah beli pun buat kado temen, hehe. Pingen kenalan sama ceritanya yang kata orang-orang gaya berceritanya enak. Dan dari sekian karyanya, Perfect Scenario + Perfect Gift jadi inceran teratas. Wish me luck in the GA!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih udah meninggalkan komentar. wah semoga nanti jadi penggemar karya Kak Evi juga ya :)

      Hapus
  4. lama gak baca teenlit??
    semoga berjodoh dg novel ini
    aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk, baca teenlit bisa bernostalgia atau merasakan semangat masa muda kembali. makasih udah meninggalkan komentar :)

      Hapus
  5. Jujur aku belum pernah baca buku dari kak Kezia ini. Pas awal baca blurbnya ketawa sendiri karena menurut amu emang lucu aja gitu sama karakter tokoh antara Farel dan Finda terus jalan ceritanya yg terlihat ringan tapi berbobot, dimana ada konflik antara keluarga dan sahabat. Jarang loh ada konflik musuh bebuyutan yang mau aja bikin skenario gila kayak Farel wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, khas Kak Evi dengan konflik remaja plus keluarganya. makasih udah meninggalkan komentar :)

      Hapus
  6. Kisah remaja yang manis. Udah kangen baca novel teenlitnya mbak Evi nih. Apalagi Finda-Farel hadir lagi dg cober baru, makin penasaran sama kisah mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, kover baru sekalian rilis Perfect Gift dengan kisah Niko-Olly, nih. makasih udah meninggalkan komentar :)

      Hapus
  7. Pengen baca iniiiiii. Kayaknya ini lumayan buat ngilangin reading slump

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, setuju. makasih udah meninggalkan komentar :)

      Hapus
  8. Pengen baca iniiiiii. Kayaknya ini lumayan buat ngilangin reading slump

    BalasHapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube