Senin, 04 April 2022

 


📌Judul: Misi • Penulis: Asmayani Kusrini• Penyunting naskah: Ika Yuliana Kurniasih• Gambar & Tata Letak Sampul: Viona Daisy• Cetakan pertama, November 2021• Penerbit Mekar Cipta Lestari, vi + 326 hlm; 13 cm x 19 cm

🌬️Bisa dibilang, berbagai emosi menghampiriku saat membaca novel ini.

🌬️Aku awalnya diajak kilas balik dan dibikin tertawa dengan kesalahpahaman akibat komunikasi 'rumit' yang terjadi antartokoh. Lantas cerita bergulir kembali ke masa kini. Dengan alur maju-mundur dan dua POV (orang pertama dan ketiga), aku dibawa bertualang ke Tana Toraja, di sebuah desa Boko' Lino, khususnya Tondok Pitueran, untuk mengenal bagaimana tokoh utama Misi dibesarkan, diasuh neneknya bersama sepupu-sepupunya dan mengapa ia tidak pernah mengenal orangtuanya. Pemaparan budaya dan tradisi Tana Toraja mendetail. Hal ini pun berlaku dengan deskripsi kota-kota yang sempat ditinggali dan disinggahi Misi di Eropa (antara lain Usk, Newport, London, Brussel, hingga Monemvasia) yang juga mendetail dan hidup hingga memudahkanku memahami. Plus ada catatan-catatan kaki. Membaca profil penulis yang memang lahir dan besar di Sulawesi dan tinggal di Belgia, deskripsi tersebut merupakan bagian dari hidupnya, tidak sekadar mengandalkan riset, jadi tidak mengherankan.

🌬️Konflik yang melibatkan keluarga besar Ne' Tabi, Misi, Bu Julia, Mbak Jess, hingga teman-teman Misi di Brussel memang kompleks dan ada isu sensitif yang menimbulkan trauma. Tapi penulis mampu mengemasnya dalam plot yang rapi, melibatkan setiap tokoh dengan porsi tepat dan melibatkan emosiku sebagai pembaca. Aku marah dengan perlakuan para pemuda di bus, sedih dengan keputusan yang diambil Ne' Tabi, ikut emosional dengan jalan hidup Misi yang berliku di perantauan asing, ditambah sikap Mbak Jess yang plin-plan. Aku antara ingin mengerti tapi juga geregetan dengan Mbak Jess ini. Dia menggambarkan sosok perempuan modern yang punya ambisi tapi kerap kali terjebak dalam perasaan cinta yang membutakan, ditambah lagi latar belakang orangtua yang berkecukupan dan cenderung memanjakan terutama secara finansial. Beberapa kali kutemukan pernyataannya yang menggugah bertolak belakang dengan tindakan yang dia ambil kemudian. Misi sendiri sosok yg naif tapi kuat dan mampu belajar dari pengalaman hidupnya. Karakter teman-teman Misi di Brussel juga menarik, spt Rhandra, Zappa dan Thanasis dengan kisah hidup masing-masing yang juga tidak sederhana. 


🌬️Novel tentang trauma, memori, dengan tokoh perempuan sebagai porosnya yang berjuang demi hidupnya dalam sebuah cerita perjalanan yang kaya makna dan hikmah. Kisah yang menyentuh, menguatkan dan menginspirasi. Ditulis oleh penulis perempuan dari daerah dan menonjolkan kearifan lokal. Recommended 👍🏻



0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube