Minggu, 07 Desember 2014

[book review] Finally ( I Choose) You

Posted by Menukil Aksara | 5:59:00 PM Categories:

   
Judul Novel   : Finally You
Penulis           : Dian Mariani
Editor            : Herlina P. Dewi
Proof Reader: Weka Swasti
Desain Cover: Teguh Santosa
Layout Isi      : Deeje
Penerbit         : Stiletto Book
Cetakan         :Pertama, Juni 2014
ISBN               : 978-602-7572-28-7
Jumlah Hal.    : 277 hlm


Ternyata bukan tentang waktu. Bukan juga tentang masa lalu. Ini tentang menemukan orang yang paling tepat untuk hidupmu.

Sinopis:

    Luisa dan Raka dipersatukan oleh luka. Luisa yang patah hati setelah ditinggal Hans, memilih menghabiskan waktu di kantor sampai malam. Menenggelamkan diri dalam pekerjaan yang bertumpuk. Siapa sangka, ternyata salah satu bos di kantornya—Raka—juga baru putus cinta. Berawal dari perkenalan kebetulan, mereka sama-sama mencari pelarian. Mengisi waktu-waktu lengang selepas jam lembur dengan menyusuri jalan-jalan padat ibukota. Berdua. Berbagi luka dan kecewa.

    Antara bertahan pada kenangan, atau membiarkan waktu yang menyembuhkan. Baik Luisa ataupun Raka membiarkan hubungan mereka berjalan apa adanya. Hubungan yang dewasa tanpa ungkapan cinta. Namun, bagaimana jika seiring berjalannya waktu, Raka mulai benar-benar jatuh cinta pada Luisa? Sedangkan cinta lama Raka, Saskia, dan mantan Luisa, Hans kembali menyapa asa dari kenangan? Apakah benar Luisa berpikir untuk memilih kembali bersama Hans? Anda dapat membaca kisah romansa penuh dilema dalam novel perdana garapan Dian Mariani ini.

Review:

    “Relationships last long not because they’re destined to last long. Relationship last long because two brave people made a choice ... to keep it, fight for it, and work for it.” (halaman 6)

    Kutipan filosofi tersebut saya temukan bersanding manis dengan untaian “Thank’s to ... “ di halaman awal novel. Dari sini, penulis sudah mencuri perhatian saya. Karena, kutipan tersebut manis sekaligus membuat saya menebak bahwa kisah di lembar-lembar berikutnya sepertinya tentang “relationship and how to fight for it”.

    Selanjutnya, di prolog, novel terbitan Stiletto Book; sebuah penerbit buku perempuan ini kembali mengentak dengan setting yang to the point, khas novel-novel populer. Dari setting perkenalan ini pun, tertangkap bahwa novel ini adalah tipe novel chicklit atau metropop yang mengetengahkan gaya hidup kosmopolitan dengan serba-serbi persoalannya.

    “Mungkin sebenarnya dia ingin berbicara dengan Cynthia, teman satu lantai yang extension-nya hanya beda 1 angka dengannya. Dari sepuluh orang, ada kira-kira dua orang yang berniat mencari Cynthia, tapi malah memutar nomor extension Luisa.” (halaman 7)

    And, di sinilah kebetulan perkenalan dua tokoh utama itu—Luisa dan Raka. Ehemm ... seorang bos muda yang disegani diam-diam punya kisah dengan salah satu bawahan di kantor.

    Selain setting kantor yang hiruk pikuk dengan seabreg rutinitas, setumpuk file, tugas-tugas mengejar deadline, Dian Mariani bisa dibilang tidak terlampau detil dalam mengeksplorasi keseluruhan setting. Meskipun, setting tak melulu di kantor. Cukup banyak scene di rumah makan, warung makan pinggir jalan, rumah sakit, apartemen, dan bahkan Singapura. Deskripsi dilakukan seperlunya, diutamakan yang terkait penuh dengan konflik antar tokoh. Porsi dialog di sepanjang cerita juga bisa dibilang cukup mendominasi ketimbang narasi.

    Walaupun begitu, saya menikmati wisata kuliner yang disertakan dalam adegan-adegan kebersamaan Luisa dan Raka. Saya bahkan sampai penasaran dengan beberapa kuliner, seperti kwetiauw siram di Karet, persis seperti reaksi Raka sesudah diajak mencicipi. Yap, dengan browsing hahaha... Juga ada subway di Singapura yang awalnya terdengar mirip salah satu istilah transportasi. Oh, ternyata itu semacam sandwich yang banyak dijual di Singapura (salah satu yang terkenal adalah yang di Changi Airport). At last, saya juga menikmati penggambaran Jakarta di musim penghujan, yang somehow membantu menimbulkan efek romantis di sepanjang cerita.

foto dari SINI

subway club mealts


    Finally You ini juga kental dengan selipan percakapan dalam bahasa Inggris dan istilah-istilah dunia bisnis. Sebagai contoh: turnover, plant managers, consumer goods, share holder, head hunting, dan kawan-kawannya. Bagi Anda pembaca yang kurang memahami bahasa Inggris bisa jadi akan mengeluhkan hal ini. Tapi, berhubung saya cukup menguasai, saya fine-fine saja, bahkan terpancing untuk browsing beberapa istilah bisnis tersebut. Hal ini menurut saya juga wajar dan logis, mengingat ini adalah novel bertema kehidupan kosmopolitan, wanita muda lajang yang berkarir sekaligus punya sisi-sisi kehidupan pribadi yang melodramatis. Di dalam pekerjaan pun, para pelaku bisnis ini memang terbiasa berkomunikasi dengan kolega asing, sehingga tak heran jika terbawa dalam keseharian.

    Bab-bab dalam novel pun diberi judul berbahasa Inggris—kecuali satu bab berjudul Tentang Masa Lalu, which is saya nggak paham mengapa beda sendiri. Pilihan judul bab sinkron dengan judul novel sendiri yang juga in English.

    Kemahiran penulis dalam menggunakan istilah-istilah asing ini tak terelakkan dari kehidupan aslinya sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Saya malah curiga bahwa karakter Luisa sebagian besarnya diambil dari karakter sang penulis sendiri hehehe... which is good menurut saya, karena pasti penulis lebih mudah mendalami karakter.

    Dari sebuah pernyataan Luisa pun, saya sesungguhnya bisa menebak apakah endingnya happy atau sad hehe... tapi, toh itu tidak mengurangi keasyikan dan keseruan selama membaca hingga halaman akhir, tanpa tergoda untuk mengintip.

    Di sisi lain, penulis berhasil menyuguhkan pasang surut emosi dari hubungan Luisa dan Raka, juga munculnya pihak-pihak yang turut menginterupsi, seperti Saskia, Hans, atau Yuli yang meskipun perannya kecil tapi punya sedikit kejutan manis. Saya dibuat betah membalik lembar demi lembar untuk lekas mengetahui kelanjutan kisah Luisa dan Raka, atau perkembangan perasaan mereka. Ada kalanya saya ikut gemas, merenung, apa yang saya perbuat jika saya berada di posisi mereka (mendalami banget, ya, hehe...).

    Kepekatan konflik batin Luisa dan Raka pun berkesinambungan dengan karakter mereka yang begitu kuat digali dan disajikan dalam cerita. Berkembangnya konflik hingga menuju leraian dan ending bisa dikatakan padu dengan karakter para tokoh. Tokoh Raka, misalnya, yang bad in words or in expressing emotion, mampu menyedot perhatian saya. Bahkan kekonyolannya yang sering stalking on Luisa di medsos dan upayanya untuk bisa romantis.

    “Kalau dipikir-pikir, ajaib juga ya Pak Raka ini? Luisa bermain-main dengan pikirannya. The most eligible bachelor in the office. Early thirty dan sudah ada di jajaran posisi tinggi dengan gelar Master of Engineering dari Stanford University. Ganteng, super cool, dan pntar.” (halaman 58)

    Sebaliknya, Luisa digambarkan sederhana, suka mengenakan flat-shoes, fans berat buku dan hot chocolate, pandai merangkai kata dalam bentuk tulisan (sampai-sampai tweet-nya puitis semua), sekaligus blak-blakan namun perhatian. Pun dia juga bisa galau ketika merasa terintimidasi oleh Saskia yang secara fisik jauh lebih menarik namun sangat liberal.

    Kisah pencarian cinta sejati ini sarat pesan. Salah satu yang mengemuka adalah bahwa tak ada manusia yang sempurna namun kita tetap bisa mencintai dengan cara yang sempurna. Menerima masa lalu sebagai satu paket dengan seseorang yang kita cintai. Kisah ini juga menyentil peribahasa: writing tresno jalaran soko kulino. Cinta bisa tumbuh karena kebersamaan dan penerimaan.
 
    Ada beberapa kutipan yang saya sukai dalam novel ini:
•    Raka mengangkat ranselnya. “Kamu lebih penting dari masa lalu kamu.” (halaman 222)
•    “I think my photographic memory was in love with you since that very first moment.” (halaman 268)
•    “He fits me, kata Luisa dalam hati. He always does. I just need some times to realize. And some (unreasonable) reasons to believe.” (halaman 270)

Terlepas dari typo dan kalimat kurang efektif di sejumlah halaman, well, jika saya harus menyebut tiga kata untuk menggambarkan novel ini; saya akan menyatakan: simply sweet (and) romantic. Great job buat Dian Mariani.



20 komentar:

  1. novel yang romantis dan manis, semanis resensi ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sudah lama kayaknya nggak baca novel tipe begini, Mbak :D jadi masih berasa legitnya xixixi

      Hapus
  2. Pernah buat cerita setipe kayak gini, tapi ya masih acak adul..memang tema2 gini asyik punya buat dinikmati..

    BalasHapus
  3. Reviewnya keren bangeet.. tapi sayang, aku gak suka baca novel Indonesia yang terlalu banyak bahasa Inggrisnya :(((

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. iya, itu sudah saya sebutkan di review, Mbak Leyla.
      kalau isinya kece menurut saya :))

      Hapus
  4. ya ampun, kutipan yg terakhir itu so sweet banget...
    smoga sukses lombanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi... mirip sama, "he completes me". memang sweet :)

      Hapus
  5. Aku nggak bisa bikin review sepanjang dan sebagus ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. qeqe.. saya malah nggak bisa bikin yang ringkas banget. padahal kalau ke media yang dimuat yang ringkas, ya, Mbak..

      Hapus
  6. gara-gara mbak mel, aku jadi naksir beli novelnya. padahal selama ini novel metropolis kaya gini hanya boleh satu penulis yang mengisi lemari, dewie sekar. sekarang ngelirik2 novel mbak dian. heybattt mbak mel

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku malah belum pernah baca kayaknya karya Dewi Sekar. Ini novel pertama Mbak Dian lho, tapi udah keren gini :D

      Hapus
  7. Jenis novel metropop ya. Seneng baca novel jenis ini karena mengcapture kehidupan kota besar yang dinamis. Dari resensinya, sepertinya ceritanya bagus ya. Hmmm... boleh nih ngekor baca :)

    BalasHapus
  8. Iya, cerminan kehidupan kota besar banget. Saya sukanya di novel ini nggak melulu setting di mal dan butik dengan gaya hidup konsumtifnya :)

    BalasHapus
  9. selamat mbak udah menang review contestnya... bagus banget reviewnya :)

    BalasHapus
  10. He..he..bukunya manis ya. Dan pas bacanya juga bisa dinikmati banget (^_^)v
    aku bacanya tanpa sadar udah selesai aja
    he..he..

    BalasHapus
  11. Selamat ya Mbak, jadi juara di book review contest Finally You, keren mah review nya ;-)

    BalasHapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube