Selasa, 23 Oktober 2018

Judul buku   : Three Amazing Things About You (Hal-Hal Mengagumkan Tentangmu)
Penulis        : Jill Mansell
Penerbit      : ElexMedia Komputindo
Alih bahasa : Ine Milasari Hidajat
Editor         : Sofi Sugiharti & Dion Rahman
Cetakan      : pertama, 2017
Tebal buku  : 506 hlm.
ISBN           : 978-602-04-7772-5
Genre         : contemporary romance (18+)

BLURB:
    Hallie mempunyai rahasia. Dia sedang jatuh cinta. Lelaki itu sempurna untuknya dalam segala hal, tapi sosoknya benar-benar di luar batas. Dan teman-temannya tidak akan membantunya karena mereka mengetahui bahwa Hallie tidak memiliki waktu lama untuk hidup. waktunya hampir habis...

    Flo mengalami dilema. Dia sangat menyukai Zander. Tapi kakak perempuan Zander yang menakutkan tidak akan sedikit pun merasa senang melihat mereka berteman—apalagi lebih dari itu.

    Tasha punya masalah. Pacar barunya adalah tipe petualang. Dan dia takut salah satu petualangannya akan menjadi sangat buruk.

    Three Amazing Things About You dimulai saat Hallie melakukan perjalanan. Seorang donor telah ditemukan dan dia akan diberi paru-paru baru. Tapi siapa?

SINOPSIS:
    “... saat orang memiliki permasalahan dalam kehidupan, maka permasalahan itu menjadi luar biasa penting bagi mereka dan semua orang harus menghormatinya. Mereka jelas tidak boleh merasa seolah tidak mampu bersaing dengan orang yang memberikan nasihat.” (Hallie, hlm. 7)

    “Bisa saja aku tinggal di rumah dan tidak keluar dari tempat tidur sepanjang hari. Itu akan lebih aman. Tapi bukan begitu caranya menjalani kehidupan, kan?”
(Rory, hlm. 171)

    “Apakah hubungan mereka menjadi lebih mendebarkan karena kenyataan bahwa itu adalah sebuah rahasia? Seperti berselingkuh, tapi tanpa perlu menikah?” (Flo, hlm. 222)

    Hallie yang tinggal di Carranford mengelola sebuah laman dengan nama samaran Rose, dikenal sebagai pribadi bijak yang selalu memiliki solusi untuk tiap permasalahan yang disodorkan pengunjung website. Padahal tak ada dari mereka yang tahu bahwa sesungguhnya Hallie hanyalah gadis biasa berkebutuhan khusus karena mengidap penyakit serius yang membatasi geraknya. Hallie bahkan tak berani mengungkapkan perasaan cintanya pada seseorang karena sadar bahwa hidupnya mungkin tak akan lama. Meski demikian, masih ada harapan akan donasi organ yang memberinya peluang kesembuhan tinggi. Tapi kapankah kesempatan itu tiba dan dari siapakah Hallie akan mendapatkan donasi organ?

Sedangkan di Bristol ada Flo, seorang gadis lajang mandiri, bekerja di sebuah rumah jompo. Selain itu, dia pernah dipekerjakan sebagai perawat seorang wanita tua kaya di sebuah flat besar. Sepeninggal wanita tersebut, Flo menghadapi konflik akan amanat untuk tetap merawat Jeremy, kucing kesayangan mendiang wanita tersebut dan tinggal di flat besarnya. Sebuah wasiat yang dtentang keras oleh Lena, cucu perempuan sang pemilik flat. Lena pun memusuhi Flo. Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, Flo justru saling suka dengan Zander, adik laki-laki Lena yang karakternya jauh berbeda dengan sang kakak.

Di London, Tasha seorang make-up artist profesional, secara kebetulan berkenalan dengan Rory berkat sebuah insiden memalukan. Keduanya pun lantas menjalin hubungan serius. Semua berjalan lancar, termasuk penerimaan oleh kedua sahabat baik mereka, Joe dan Carmel. Hanya saja, hobi berpetualang di alam bebas dan melakukan berbagai olahraga ekstrim yang digandrungi Rory dan Joe membuat Tasha sering kali waswas.

REVIEW:
Kisah romansa yang pada garis besarnya beralur maju ini berseting di Inggris, di tiga kota berbeda. Tiga tokoh utama wanitanya memiliki konflik masing-masing. Menggunakan POV orang ketiga dengan gaya bahasa yang ringan membuat saya betah mengikuti kisah Hallie, Tasha, dan Flo. Masing-masing kisah memiliki daya tarik berbeda.

Dalam kisah Hallie, saya selalu menantikan Rose membalas surat pengunjung website dan menyenangkan juga mengetahui berbagai permasalahan yang kadang umum dialami oleh wanita tapi ada juga yang unik. Selain itu, kisah cinta diam-diam Hallie bikin gemas dan menunggu-nunggu dalam momen seperti apakah cinta itu terungkap. Selain itu, kehadiran tokoh dokter muda Luke, mantan kekasihnya Christina yang cantik, dan Bea sahabat Hallie yang baik tapi sering tidak peka menambah keseruan cerita. Sedangkan Flo yang harus sabar menghadapi kebencian Lena yang berkarakter arogan, bossy, dan keras kepala sedikit mengingatkan saya akan drama Cinderella dengan ibu tirinya (di sini bisa dikatakan ibarat menghadapi kakak tiri). Yang seru adalah kelakuan para sahabat ‘senior’ Flo dari rumah jompo yang tidak jarang konyol dan norak tapi bermaksud baik. Salah satu tokoh pendukung yang menonjol adalah Margot dan keponakannya Patrick. Juga si kucing Jeremy yang suka jaim dan bikin saya senyum-senyum dengan kelakuannya yang kadang mirip manusia. Sedangkan Zander, karakternya mudah disukai, karena selain tampan dia juga menyenangkan dan lebih dewasa dari kakak perempuannya. Dan kisah paling seru dan dipenuhi adegan lucu adalah kisah Tasha, Rory, bersama kedua sahabat mereka. Karakter yang cukup bertolak belakang dari pasangan Tasha-Rory justru jadi daya tarik. Ditambah lagi Joe yang sangat suka menjaili mereka, humoris, sekaligus sangat setiakawan. Saya suka setiap kali Joe muncul, plus interaksi tarik-ulurnya dengan Carmel yang menggemaskan.

Ketiga kisah diceritakan bergantian, tapi plotnya rapi sehingga saya tidak bosan atau bingung selama peralihan cerita. Jill Mansell juga menyisipkan detail yang menarik tentang profesi para tokoh dan hobi yang memperkuat penokohan. Membaca kisah kehidupan tiga karakter wanita berbeda ini, saya diajak terlibat secara emosi, kadang bersimpati, kesal, tertawa, dan klimaksnya ada perasaan haru. Tipikal novel yang meskipun tebal tapi tanpa terasa sudah membawa saya pada ujung kisah.

Yang sedikit kurang menurut saya hanyalah momen klimaks ke antiklimaks yang terasa agak terlalu cepat. Saya belum sepenuhnya ikut merasakan kesedihan mendalam maupun keterkejutan ketika penulis sudah menyuguhkan solusi. Tapi secara keseluruhan ending memuaskan dan pesan kemanusiaan terkait donasi organ tersampaikan dengan baik. Jika kamu pencinta contemporary romance, novel ini sangat layak dibaca. Tak melulu menyajikan kisah cinta manis, tapi juga membawa pesan kebaikan besar yang sesuai realita sekarang. Kaver edisi Indonesia ini juga menarik. Simpel tapi tetap mewakili isi cerita, dibarengi kualitas terjemahan yang cukup baik.



0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube