Selasa, 24 Juli 2018

Aku Bukan Dia: Jika Cinta Mengucap dan Takdir Berkata

Posted by Menukil Aksara | 7:17:00 AM Categories:
Judul buku     : Aku Bukan Dia
Penulis           : Arleen A.
Editor             : Mutiara Arum & Herlina P Dewi
Penerbit         : Stiletto Book
Cetakan         : pertama, Mei 2018
ISBN              : 978-602-6648-52-5
Tebal buku     : 274 hlm

BLURB:
Andy
Tahu bahwa tidak ada jalan hidup manusia yang sempurna, yang ada hanya satu guci abu yang tak juga dapat ditaburnya ke laut lepas.

Linda
Tahu bahwa tidak ada jaminan atas kata-kata selamanya, yang ada hanya janji serapuh tisu yang dengan mudah dapat dikoyak.

Berdua
Tahu bahwa tidak ada hubungan yang sempurna, yang ada hanya sebuah pertemuan kebetulan.

Berdua
Tahu bahwa tidak ada jalan yang bebas dari kerikil, yang ada justru dinding-dinding yang muncul entah dari mana.

Tapi jika cinta mengucap dan takdir berkata, apakah hati justru akan jadi penghalang?

SINOPSIS:
    “Mungkin setiap orang punya definisi berbeda tentang kata “terbaik”. Atau mungkin orang yang sama punya definisi berbeda pada waktu yang berbeda.” (hlm. 262)

Andy Charleston adalah seorang profesor muda dan dosen pengajar di Santa Clara University (SCU). Duda beranak satu ini telah ditinggalkan istrinya, yang meninggal setelah melahirkan putri mereka, Chloe. Meski sudah lewat beberapa tahun, Andy belum mampu melupakan Lina, mendiang istrinya, apalagi terpikir untuk menikah lagi. Oleh karena itu, sang mama berusaha mengenalkannya pada beberapa wanita, termasuk pada Rebecca, anak dari teman baiknya. Andy tak kuasa menolak dan mencoba dekat dengan Rebecca. Hingga suatu hari, Andy bertemu seorang mahasiswi di kampusnya yang berparas mirip dengan Lina. Namun mahasiswi yang sempat disangkanya foreign student tersebut jelas memiliki karakter yang berbeda jauh. Linda, demikian namanya, tak dimungkiri mulai merebut perhatian Andy.

    Linda Dirgajaya, gadis sembilan belas tahun yang berketurunan Indonesia merupakan mahasiswi baru di SCU. Ia pernah tak sengaja bertemu Andy di kampus dan tak menyangka bahwa pria tersebut adalah dosen pengajar di salah satu mata kuliah yang diambilnya. Kekaguman pada paras Andy dan cara mengajarnya lantas berubah menjadi rasa suka yang disimpan diam-diam. Usia mereka jelas terpaut jauh dan status sebagai mahasiswi tentu tak membolehkannya berandai-andai menjalin kedekatan dengan sang profesor.

    Di sisi lain, Robert teman sekampus Linda gencar melancarkan pendekatan. Perlahan usahanya membuahkan hasil karena Linda mulai akrab dengannya. Ada pula Jack, mantan kekasih Linda semasa sekolah yang awalnya memutuskan hubungan dengan alasan yang tak Linda pahami yang kemudian hadir lagi. Agaknya Jack ingin kembali pada Linda.

    Ketika Andy dan Linda sama-sama telah memahami kejelasan perasaan masing-masing, takdir seolah memihak pada mereka. Andy berkesempatan mengajak Linda menghabiskan waktu bersama dengan putrinya. Berawal dari sinilah, mereka semakin akrab dan saling mengungkapkan perasaan. Namun hubungan beda usia jauh ini masih harus melewati berbagai rintangan. Baik restu dari masing-masing orangtua, gangguan pihak ketiga, hingga yang terbesar adalah rahasia yang masih disembunyikan Andy dari Linda terkait mendiang istrinya.

REVIEW:
    “Bahwa kau menyayangiku, itu saja sudah cukup bagiku.” (hlm. 270)
    “Ada begitu banyak kebetulan... Tapi bukankah memang tidak ada kebetulan di dalam hidup ini?” (hlm. 273)

    Bagaimana rasanya merasa dicintai semata karena kemiripan fisik dengan seseorang yang lain yang pernah dekat dengan orang yang kita cintai? Tentu saja manusiawi jika lantas kita meragukan cinta itu sendiri. Dan apakah mungkin dua orang berbeda yang bahkan tak saling kenal memiliki paras yang mirip? Novel romansa ini mengangkat kisah cinta yang dibalut topik ‘kebetulan-kebetulan’ dalam hidup dan kesempatan kedua. Apa definisi dari mencintai dan dicintai. Bukan tema baru memang, tapi penulis menyelipkan detail selain romansa dan mengemas dengan baik sehingga kisah ini tetap menyenangkan untuk dibaca.

    Penggunaan POV orang ketiga secara bergantian—Andy dan Linda—cukup menarik. Sebagai pembaca, saya cukup dimudahkan dengan gaya ini. Karakter Andy dan Linda yang sama-sama kalem dan manis membuat pembaca mudah jatuh suka dengan mereka. Kehadiran Chloe, gadis cilik yang manis dan santun juga menambah daya tarik. Pengalaman pribadi Mbak Arleen sebagai seorang ibu maupun penulis buku anak menurut saya berperan besar dalam mengeksplorasi interaksi antara Chloe dengan Andy maupun Linda. Adegan-adegan manis yang melibatkan Chloe juga menjadi nilai plus dan membuat saya jatuh cinta dengan kisah ini. Sedangkan tokoh-tokoh pendukung lain memiliki porsi yang pas tanpa terkesan terlalu ‘drama’. Nuansa keluarga besar Andy dan Linda cukup kental juga dalam cerita ini.

    Terkait plot, novel ini memang bisa dibilang minim konflik rumit. Kisah hubungan Andy dan Linda mengalir, digambarkan manis dan romantis. Konflik utama meruncing di bagian akhir, eksekusi penyelesaiannya logis tak terkesan dipaksakan, disertai twist ending yang cukup mengejutkan. Meskipun minim konflik, saya tetap menikmati karena seperti yang saya sebutkan tadi, ada poin plus yang melibatkan hubungan ayah-anak-ibu di sini. Ada momen-momen yang menyentuh, juga pesan-pesan moral yang diselipkan dengan apik.

    Berseting di Amerika Serikat dengan para tokoh warga setempat memang seakan menjadi salah satu ciri khas tulisan Mbak Arleen. Secara keseluruhan penggambaran keseharian dan gaya hidup warga Amerika sudah bagus. Hanya ada satu hal yang agak mengganjal. Mengenai sapaan yang digunakan, sepertinya penulis masih mencampuradukkan gaya sapaan kultur timur dengan barat, seperti pemakaian sapaan ‘Tante’ dan ‘Nak’ untuk yang lebih tua dan yang lebih muda tapi tak memiliki hubungan darah (kekerabatan). Padahal setahu saya, di kultur barat cukup memanggil nama depan jika bukan kerabat tapi sudah akrab. Menurut saya lebih baik sepenuhnya mengadaptasi kultur barat sesuai seting dan penokohan, tidak masalah jika akhirnya feel terasa seperti novel luar atau terjemahan. Typo sangat minim, seingat saya hanya sedikit kesalahan POV di halaman tertentu.

    Overall, kamu pencinta novel romance tak hanya akan jatuh cinta dengan kisah manis Andy dan Linda tapi juga dengan si cilik Chloe. Gadis kecil ini justru tokoh paling favorit saya di sini. Baca novel ini bikin kita merasakan lagi jatuh cinta, juga memaknai kembali kata ‘mencintai’. What a sweet story!

“Terkadang cinta terlalu cepat pergi. Tapi bukankah selalu ada kesempatan kedua untuk segalanya... bahkan untuk cinta juga?”

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube