Senin, 30 Juli 2018

Happy Little Soul: Belajar Memahami Anak dengan Penuh Cinta

Posted by Menukil Aksara | 11:51:00 AM Categories:
Judul buku     : Happy Little Soul
Penulis          : Retno Hening Palupi
Editor           : Tesara Rafiantika
Ilustrasi isi    : Isnina Aryani Hasanah dan Alzaena Ulya Rusdimi
Desainer dan ilustrasi sampul : Isnina Aryani Hasanah
Penerbit        : GagasMedia
Cetakan        : keenam, 2017
Tebal buku    : xiv + 202 hlm; 13 x 19 cm
ISBN              : 978-979-780-886-0

BLURB:     
    “Ndak apa-apa, itu namanya be-la-jar.” Atau, “Sorry... ,” seru Kirana sambil tersenyum dengan tatapan mata teduhnya yang siapa pun pasti tak bisa menolaknya.

    Please... sorry... thank you... adalah kata-kata tulus nan menggemaskan yang kerap disampaikan oleh Kirana ketika bermain. Baginya, belajar dari kesalahan is okay. Dan bagi Ibuk, dia justru banyak belajar tentang sabar dari sang anak, Mayesa Hafsah Kirana.

    Life is an adventure. Cerita petualangan Ibuk dan Kirana di Happy Little Soul ini mengajak kita semua—kakak, adik, orangtua, calon ayah atau ibu, dan sebagai apa pun perannya—untuk belajar hal-hal sederhana mengenai kasih sayang dan bersama mewarnai kehidupan dengan lebih baik.

SINOPSIS dan REVIEW:
    “Your children will become who you are, so be who you want them to be.” – David Bly

    Buku ini memang merupakan buku parenting, namun konsep yang ditawarkan bukan ‘how to...’ yang kaku seperti buku-buku nonfiksi biasanya. Penulis yang menyatakan diri ‘hanya’ ibu rumah tangga biasa yang masih harus banyak belajar lagi ini lebih menggunakan pendekatan ‘sharing’ ketimbang ‘menggurui’.

    Disajikan dalam bab-bab yang runut, diawali dengan kisah selama masa kehamilan, melahirkan, menyambut sang bayi mungil, hingga menjalani keseharian hingga usia Kirana menginjak tiga tahun. Disisipi juga beberapa foto, surat tulisan tangan penulis, corat-coret hasil kreativitas Kirana, dan ilustrasi khusus dari tim ilustrator yang berwarna dan menggemaskan di sepanjang buku. Selain itu, kertas buku berwarna-warni sehingga tampilan lebih menarik. Ada tip berupa poin-poin dalam beberapa babnya, tapi tetap dengan gaya bahasa bercerita yang ringan. Bahkan ada resep makanan favorit dan cara membuat mainan kreasi sendiri yang mudah. Diceritakan juga perjuangan Ibuk merawat Kirana yang istimewa dengan dermatitis atopi-nya, yang selalu menjadi perhatian orang-orang terdekat dan bagaimana Ibuk menyikapi.

    Buku ini mungkin memang tidak setebal dan sedetail buku parenting lain dalam memerinci referensi dan informasi pengasuhan anak, tapi tetap saja saya mendapatkan banyak pelajaran, hikmah, dan pesan yang bagus darinya. Karena didasarkan pengalaman nyata seorang ibu muda yang belajar mengasuh dan mendidik anaknya dari nol, saya bisa turut merasakan suka-dukanya dan merasa lebih terkoneksi. Mempersiapkan kehadiran seorang anak nyatanya tak semata perkara kesiapan materi, namun yang lebih utama dan ‘berat’ justru perkara kesiapan mental dan ilmu. Setiap langkah dan usaha harus senantiasa dibarengi dengan niat ikhlas dan doa. Setiap anak pun unik, sehingga tak mungkin apa yang dialami setiap ibu akan sama persis. Oleh sebab itu, kesabaran tiada batas harus selalu ditanamkan dan dipahamkan, baik pada sang ibu maupun ayah. Kerja sama tim ‘ayah-ibu’ dalam pengasuhan juga tidak kalah penting. Sebagai pasangan, harus memiliki kesadaran untuk saling membantu memikul tanggung jawab bersama. Dan dari yang saya ketahui, bantuan sekecil apa pun dan dukungan dari pasangan berdampak besar bagi kebahagiaan seorang ibu. Dan tentu saja jika ibunya bahagia, anaknya pun bisa merasakan dan tumbuh dengan bahagia juga. Poin penting lain yang saya catat dari buku ini adalah dalam hal membangun komunikasi aktif antara ibu dan anak. Ibuk Retno membiasakan diri selalu mengajak Kirana berbicara, bahkan semenjak si kecil belum paham dan atau belum bisa menanggapi balik. Nyatanya, upaya konsisten ini menunjukkan hasil positif di kemudian hari. Selain tumbuh sebagai anak yang cepat perkembangan bahasanya, Kirana juga pintar merespon emosi dan tumbuh menjadi pribadi yang empatik.

    Secara keseluruhan, buku parenting yang satu ini sangat direkomendasikan bagi para ibu muda, calon ibu maupun ayah, dan pembaca umum yang membutuhkan ‘sahabat’ dalam mencari ilmu tentang pola pengasuhan anak. Gaya bahasanya yang ringan mudah dipahami dan tidak membosankan. Mungkin ilustrasi hanya perlu diperjelas lagi di bagian resep dan tip, selebihnya tidak masalah. Saya juga sangat suka dengan cover dan bookmark-nya.

    “Berbahagialah, Ibu. Anak yang bahagia pasti dibesarkan oleh seorang ibu yang tidak lupa berusaha membahagiakan dirinya juga.” (hlm.194)


0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube