Jumat, 10 November 2017

Everything We Keep: Tentang Membebaskan Diri dari Ikatan Masa Lalu

Posted by Menukil Aksara | 9:36:00 AM Categories:
Judul buku                  : Everything We Keep
Penulis                        : Kerry Lonsdale
Alih bahasa                 : Endang Sulistyowati
Penerbit                     : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit                : 2017
Tebal buku                 : 314 hlm.

BLURB:
    Si koki Aimee Tierney punya resep sempurna untuk masa depannya: menikahi kekasih masa kecilnya, membangun sebuah keluarga, dan membeli restoran orangtuanya. Namun saat tunangannya, James Donato, hilang akibat kecelakaan kapal, semua rencana matangnya seolah ikut tersapu ke lautan bersama James. Bukannya melangkah sebagai mempelai di lorong gereja, hari yang seharusnya menjadi hari bahagia bagi Aimee, malah menjadi hari pemakaman tunangannya.

    Sambil berjuang untuk menata kembali hidupnya, Aimee terus menyelidiki misteri di balik kematian James. Penyelidikan ini pun menimbulkan banyak tanya dalam dirinya, dan hanya kebenaran yang dapat membebaskan Aimee dari ikatan masa lalunya..., atau mungkin malah menghancurkannya.

SINOPSIS:
    “Selalu hanya ada kami berdua. Tidak pernah ada orang lain; kami saling mencintai sebesar itu. Kami tumbuh bersama dan berjanji untuk menjadi tua bersama. Aku tidak bisa membayangkan akan menginginkan hal lain selain hidup yang kami rencanakan bersama.” (hal. 28)

    “Merasa bersalah adalah sesuatu yang wajar. Tapi jangan memendamnya terlalu lama seperti aku. Kau hanya akan merasa depresi dan tidak ada yang bisa kau lakukan untuk mengubah masa lalu.” (hal. 35)

    “Perasaan paling buruk di dunia adalah tidak diingat oleh satu-satunya orang yang tidak bisa kau lupakan.” (hal. 271)

    Kisah dibuka dengan adegan pemakaman di sebuah gereja. Aimee menghadiri pemakaman tunangan sekaligus pria yang seharusnya menikahinya di gereja tempat direncanakan dilangsungkan pernikahan. James Donato, tunangan Aimee, sebelumnya dilaporkan hilang dalam sebuah kecelakaan kapal, di Meksiko, hingga berakhir pulang dalam peti mati. Segala rencana indah masa depan yang telah dirancang Aimee bersama James hancur seketika. Di pemakaman, Aimee mendapat kejutan tak menyenangkan lain. Seorang wanita asing mendatanginya sembari mengatakan bahwa James sebenarnya masih hidup. Lacy, wanita cenayang itu juga meninggalkan sebuah kartu nama. Meskipun tergelitik, Aimee memilih mengabaikan perkataan Lacy.

    Beberapa waktu kemudian, Aimee mendapati kenyataan pahit bahwa restoran milik orangtuanya mengalami kebangkrutan dan terpaksa dijual sebelum dia sempat membeli, sesuai harapan dan rencana sebelum kematian James. Pilihan dia sekarang hanyalah mencari tempat lain dan membuka restoran sendiri. Selama Aimee berjuang mati-matian melewati masa berduka dan depresi, Kristen, suaminya Nick, dan Nadia setia mendukung dan menyertai. Mereka adalah sahabat terbaik Aimee. Hingga suatu hari, atas saran Nadia, Aimee mengunjungi galeri seni yang menjadi salah satu proyek kerja Nadia. Di sanalah Aimee berkenalan dengan Ian Collins, seorang fotografer yang memamerkan karyanya di galeri. 

Aimee menemukan tempat strategis untuk membuka kafe sendiri. Perkenalan dengan Ian meninggalkan kesan manis. Ian tampaknya tertarik pada Aimee. Meskipun sempat terhalang dana dan jaminan, tempat incaran Aimee akhirnya berhasil disewa untuk kafe barunya. Di tengah upaya melanjutkan hidup itulah, Lacy kembali menghantui Aimee dengan petunjuk tentang keberadaan James. Sedangkan di sisi lain, Thomas kakak James menunjukkan gelagat mencurigakan. Berbekal petunjuk Lacy, Aimee menyewa detektif swasta untuk menyeldiki, namun tak membuahkan hasil memuaskan. Karena masih dibayangi rasa penasaran akan misteri kematian James dan ingin terbebas dari masa lalu, Aimee memutuskan nekat terbang ke Puerto Escondido, Meksiko, di mana petunjuk mengindikasikan keberadaan James. Di kota itu Aimee berjumpa seorang pria bernama Carlos yang sangat mirip James tapi juga berbeda dalam banyak hal. Melalui berbagai usaha, ditemani Ian, Aimee menyibak satu per satu tabir misteri tentang James, keluarganya, dan apa yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Hingga dia pada akhirnya Aimee harus memilih apa yang akan dilakukan, termasuk pilihan hatinya terhadap Ian.


REVIEW:
    “... tidak peduli seberat apa pun bulan-bulan itu. Aku menjadi sosok yang ebih kuat dan lebih percaya diri. Dan aku tidak mau kehilangan kehidupan yang sudah kuciptakan untuk diriku sendiri.” (hal. 289)

    “Dari semua orang, seharusnya kau yang paling mengerti bahwa kau tidak bisa berhenti mencintai seseorang dalam waktu singkat.” (hal. 301)

    “Jangan terbiasa terlalu mudah melepaskan sesuatu.” (hal. 301)

Menggunakan sudut pandang Aimee sebagai orang pertama dalam bercerita (aku), novel ini dibagi dalam dua bagian bab besar, sesuai setting tempat: bab di Los Gatos, California dan bab Puerto Escondido, Meksiko. Alur yang digunakan adalah campuran, dibuka dengan adegan di masa sekarang, lalu berkesinambungan kilas balik masa lalu disajikan. Penulis piawai mengeksekusi pergantian alur ini, membuatnya saling berhubungan, antara apa yang terjadi di masa sekarang dan masa lalu. Karena novel ini selain romance juga kental nuansa misteri suspense, maka pengungkapan petunjuk dilakukan bertahap, membuat pembaca bertahan menyimpan rasa ingin tahu dan digiring lewat kisah-kisah di masa lalu.

Tentang penokohan, Aimee sebagai tokoh sentral digambarkan dengan baik dan mengundang simpati saya sebagai pembaca. Emosi, pemikiran, yang dirasakan Aimee yang terpuruk kesedihan dan kehilangan, bercampur dengan kebahagiaan jatuh cinta lagi, lantas hantaman emosional ketika menghadapi dilema seolah menulari saya, sehingga kisah ini terasa sekali feel-nya. Aimee yang merupakan pastry chef, cantik, memiliki orangtua yang harmonis, sahabat-sahabat baik, sangat mencintai James yang dikenalnya sejak kecil terasa kuat karakternya. James sendiri dideskripsikan lewat kenangan Aimee. Sosok pria yang memikat, memiliki bakat melukis yang bagus, namun dibesarkan dalam keluarga kaya dengan segala konflik dan rahasia kelam. Konflik batin James terkait tanggung jawab perusahaan keluarga yang dibagi bersama sang kakak, Thomas, dan keberadaan sepupu tak bersahabat, Phil, menjadi satu titik di mana saya menjadi sangat penasaran. Sedangkan sosok Ian Collins sang fotografer, tak kalah berkesan. Ian ini sosok dewasa, pengertian, meskipun ternyata menyimpan rahasia dan luka terkait orangtuanya. Perpaduan tiga tokoh tersebut saja sudah menjadi elemen yang membuat kisah ini menarik dan betah saya ikuti hingga akhir. Tokoh-tokoh lain juga turut mendukung kesatuan cerita dan memainkan perannya dengan baik. Selain penokohan, pemilihan setting Puerto Escondido juga menarik. Deskripsi yang dibangun juga berpadu baik dengan jalinan cerita, tak terkesan ‘dijelaskan’. 

Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan novel karya pertama Kerry Lonsdale ini. Karya ini berhasil memukau saya dari segala aspek: ide, penokohan, konflik, alur, setting, twist, dan ending. Meskipun ada beberapa petunjuk yang berhasil saya tebak kesesuainnya dengan ending, tetap saja ada kejutan yang terlewat dan berhasil membuat saya gemas. Saya juga menghargai pemilihan kover yang indah sekaligus sangat menggambarkan cerita. Sangat saya rekomendasikan bagi para pencinta novel romance terjemahan, terutama bagi kamu yang suka dengan kisah tentang melanjutkan hidup dan menghadapi masa lalu.

“Tidak apa-apa jika ingin melepaskan, Aimee.”

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube