Ah, aku muak pada si cantik pendatang baru itu! Semenjak kedatangannya kemarin, tiada jeda dia mengoceh tentang hidupnya yang malang. Setelah berbulan-bulan duduk anggun di lemari kaca seorang top model berparas mirip Nefertiti, dia dicampakkan ke tong sampah. Pemulung yang mencium wangi sisa parfum dalam tubuhnya, dengan riang mengantonginya. Lain hal dengan si tambun elegan dari bar tetangga. Dia bangga telah menawarkan surga dunia bagi para pejabat daerah dan wanita-wanita penghiburnya. Pesta semalam suntuk adalah keahlian si tambun. Tetamunya terkekeh dan masyuk dalam candunya. Hah, jijik aku dengan kepongahannya! Aku bersyukur menjadi diriku. Air segarku telah menyejukkan kerongkongan muda-mudi penuntut ilmu. Selepas itu pun, anak-anak pengamen memintaku bermain dengan butir-butir beras, lantas terluncurlah nada-nada fals dari bibir-bibir secokelat kurma itu. Hai, ada tangan mungil menyentuhku kini! Sudah tiga hari aku menginap di rumah petak ini. Eh, tapi tunggu, apa yang akan diperbuat tangan kecil ini? Oh, tidak, jangan! Jangan kau minum aku, Sayang! Aku bisa membunuhmu! Kau pasti tak tahu, ibumu memasukkan minyak tanah ke dalam tubuhku. Jangaaaann! Pekikku tanpa suara.
posted from Bloggeroid
0 komentar:
Posting Komentar