foto dari sini |
“Ilmu tidaklah
didapatkan dengan jasad yang santai” (Yahya bin Abi Katsir).
Kawan, pernah nggak kamu merasa
malas ke sekolah atau enggan saat hendak kuliah? Kamu jenuh dengan tugas
sekolah yang menumpuk, belajar mata kuliah yang sama setiap minggu? Berarti
kamu kudu bin wajib nyimak tulisan ini sampai tamat!
Di dalam ilmu Fisika, dikenal
yang namanya Hukum Newton I. Masih ingat bunyi hukumnya? Disitu dinyatakan
bahwa setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya. Jika diterjemahkan
dalam bahasa sehari-hari, seseorang yang terbiasa malas akan tetap malas;
sebaliknya seseorang yang terbiasa rajin akan tetap rajin. Artinya, orang yang
terbiasa diam, enggan beraktivitas, akan sulit untuk memulai bergerak atau
menyibukkan diri. Kebalikan dari itu, orang yang terbiasa on fire, nggak bisa diam, akan sulit untuk berhenti atau
bermalas-malasan. Nah lho. Lanjut ya?
Agar sebuah benda bergerak,
diperlukan gaya. Dalam kehidupan, gaya ini berupa kekuatan, yang bisa berupa
dorongan atau tarikan. Dalam rumus, gaya itu hasil dari massa dikalikan dengan
percepatan. Massa bisa berupa kemampuan atau potensi yang kita miliki,
sedangkan percepatan adalah seberapa besar gerak yang kita lakukan. Seseorang
yang punya kemampuan atau potensi besar dan dia bergerak cepat dan kontinu,
terbayang betapa dahsyat gaya yang dihasilkannya. Lah kalau kamu loyo,
ogah-ogahan, sedikit beraktivitas, bagaimana mau bergaya alias punya daya
dorong atau daya tarik? Ibarat mesin yang sudah lama tak terpakai, lama-lama
rusak. Mesin juga butuh dipanasi, digunakan setiap hari. Nah, kalau kawan sudah
terlampau lama diam atau malas, sekalinya dipakai gerak cepat, jangan heran
kalau merasakan sensasi syok. Bayangkan saja kalau motor mati, langsung digas
pol, bisa-bisa kamu terpelanting ke belakang. Jadi panasi, semakin lama
diperbesar, lalu mulai berjalan dengan kecepatan yang stabil.
Bisa
jadi suatu saat kamu merasa jenuh dan mengeluh, “Gue sedang berada di titik jenuh,” kemudian melalaikan bahkan
meninggalkan aktivitasmu. Eit, tapi siapa bilang boleh begitu? Di ilmu Kimia,
suatu larutan dikatakan jenuh bilamana zat terlarut lebih besar dari zat
pelarut. Sederhananya adalah ketika kita mau membuat segelas susu, bubuk
susunya terlampau banyak dibanding air hangat yang dituang. Nah, kondisi inilah
yang disebut jenuh. Bagaimana mengurangi kejenuhan larutan susu tadi? Segelas
susu yang terlalu kental tadi seharusnya ditambahi air alias diencerkan, bukan
justru membuang sebagian bubuk susunya. So,
mengatasi kejenuhan atau kepadatan itu bukan dengan melalaikan tugas yang sudah
ada, bukan pula dengan meninggalkan aktivitas yang sudah kita jalani. Cara
tepat dan jitu adalah dengan menambahkan aktivitas lain yang mampu melarutkan
kepadatan. Diantara pilihannya: bersilaturrahim dengan teman lama atau
orang-orang yang bisa memotivasi, berolahraga, jalan-jalan ke suatu tempat yang
asri sekaligus tafakkur alam, membaca
Al-Qur’an, atau bermain dengan anak kecil (bisa adik atau keponakan kamu).
Gampang kan?
Dengan
mempraktekkan tips di atas, insya Allah
sukses akan digenggam.
foto dari sini |
Referensi : berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar