foto dari SINI |
Sesosok pengemis tubuh kering kulit terpanggang legam
Mengais-ngais di sudut sunyi hiruk pikuk bumi
Kaki ayam kurusnya dan jemari lemah melambai-lambai
Pada manusia-manusia garang yang melangkah pongah berdentam-dentam
Terseok-seok langkah menyeret kaki yang nyaris patah
Tercekak suara di kerongkongan, menganga mulut menengadah pada air kehidupan
Satu depa satu hasta di hadapan tujuan
Tabah diasah asa diruncingkan, menyembul dari ceruk iman yang nyaris dikuburkan
Tegarlah wahai raga, istiqomahlah wahai jiwa
Ujung lorong nuju cahya adalah kampung kita
Di mana syaithan dibelenggu dan malaikat mendoakan di tiap amalmu
Di mana semilir angin hidayah mengelus-elus fitrahmu
Di mana lilin cahya kedamaian meliuk-liuk anggun menyinggahi temaram lailmu
Dan kalam suci dibacakan ‘tuk hidupkan jiwa-jiwa yang mati
: Mengemislah dan menangislah demi ampunan di Ramadhan ini
Situbondo, 13/06/2014
0 komentar:
Posting Komentar