عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ…
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Al-Qur’an, kalam Ilahi yang telah dijamin keasliannya sepanjang zaman dan tak pernah lekang dari perkembangan. Perkembangan di sini tentulah dari sisi tampilan, fitur canggih pendukung, terjemahan, maupun segmen pasar. Saya ingat betul, kala masa sekolah, di tahun-tahun 90-an, awal sampai akhir, bentuk fisik Al-Qur’an yang ada masih terbatas. Keluarga orangtua saya masih menyimpan Al-Qur’an berukuran besar, layout terbilang biasa, isinya semata tulisan Arab biasa tanpa diembel-embeli warna-warni di beberapa tempat, seperti Al-Qur’an masa sekarang. Al-Qur’an yang dilengkapi terjemahan pun tak jauh beda di masa itu. Masih cukup sulit (mungkin memang tak ada) menemukan Al-Qur’an ukuran sedang, apa lagi mini (atau yang biasa disebut Al-Qur’an saku), yang biasa dimiliki para mahasiswa/i.
Di beberapa tahun terakhir, perkembangan percetakan Al-Qur’an berkembang pesat. Berbagai inovasi disodorkan. Bahkan Al-Qur’an tak hanya dijual di toko-toko buku offline. Toko-toko online, termasuk home shopping, turut meramaikan pasar penjualan. Di toko-toko buku masa kini, teramat mudah menjumpai “varian” Al-Qur’an. Ada yang melabeli diri dengan Al-Qur’an untuk muslimah, dengan warna-warni kalem di tampilannya, Al-Qur’an dengan penanda tajwid berwarna dan bonus pembatas buku berisi ringkasan ilmu tajwid, bahkan Al-Qur’an untuk anak-anak atau pemula. Di situs home shopping, lahir pula inovasi Al-Qur’an saku lengkap dengan pena pintar (e-pen)yang jika disentuhkan pada tulisan akan menampilkan aneka fitur, seperti penjelasan tajwid, bahkan rekaman murottal dari masayikh kenamaan. Ini semua mereka klaim sebagai fasilitas guna memudahkan semua orang belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil. Tentu saja, harga dari Al-Qur’an berftur canggih ini lebih mahal dari Al-Qur’an biasa. juga ada alternatif Al-Qur'an lewat aplikasi yang bisa diunduh dari playstore smartphones. Bahkan gadget khusus dengan software bawaan berfitur aplikasi Al-Qur'an, semacam Syaamil Tabz dan Syaamil Note.
Menurut saya, sah-sah saja jika pihak percetakan atau penerbitan beramai-ramai menelurkan inovasi demi kemaslahatan umat. Bagi saya, sebagai muslimah, saya mengharapkan edisi Al-Qur’an untuk muslimah tak semata menonjolkan tampilan warna-warni feminim khas perempuan, tapi diimbangi juga dengan bobot fitur di dalamnya, semacam ilmu tajwid dan bahasan khusus tentang surat-surat yang bersentuhan langsung dengan permasalahan muslimah. Selain itu, semaraknya inovasi penerbitan Al-Qur’an ini hendaknya diiringi dengan tanggung jawab moral, berdasarkan keimanan pada Sang Maha Pencipta Al-Qur’an. Barangkali tak asing di telinga khayalak kasus Al-Qur’an dengan isi surat yang menyimpang atau dipalsukan dan disusupkan oleh kaum kafir dan oknum-oknum tertentu. Pemerintah, khususnya Departemen Agama, sudah selayaknya menyortir dengan ketat izin terbit/cetak dari Al-Qur’an. Sebagai pembaca atau calon pembeli, kita juga musti berhati-hati dalam menjatuhkan pilihan. Biasanya penerbit yang telah dikenal shahih dan mencantumkan Izin dari Depag akan menjadi prioritas.
Secanggih apa pun inovasi yang dilahirkan, sebijaknya memang tetap mengacu pada fungsi utama dari Al-Qur’an itu sendiri, sebagai kitab suci, bacaan wajib kaum muslimin, sekaligus panduan dalam berkehidupan. Yang saya impikan dari sebuah Al-Qur’an termutakhir, yang belum ada hingga saat ini adalah Al-Qur’an yang memudahkan saya memahami bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an itu sendiri sehingga makna bacaan lebih masuk ke hati. Ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dan seorang teman. Pernah suatu hari, seorang teman yang suaminya mendapat beasiswa S2 di Jerman bercerita. Sang suami sempat membaca Al-Qur’an di sebuah masjid komunitas. Di sana dia ditanya oleh seorang saudara dari negara berbeda mengenai bacaan dan hapalannya. Sang suami dengan jujur dan polosnya sempat berujar bahwa mayoritas muslim Indonesia tak memahami bahasa Arab, yang otomatis tak memahami makna bacaan Al-Qur’an mereka. Alangkah terkejut dan heran saudara tersebut, sambil berujar, “Bagaimana mungkin kalian tak paham apa yang kalian baca?” Pertanyaan ini sudah pasti sebuah pukulan telak. Maka saya berandai-andai, jika suatu hari nyaris semua Al-Qur'an menggunakan inovasi berupa e-pen dan lembar halaman khusus yang menampilkan penjelasan dari sisi bahasa per-kata yang kita baca dalam Al-Qur’an sekaligus materi dasar bahasa Arab. Artinya, kita membaca tak sekadar meraup kuantitas jumlah halaman atau juz, namun juga memahami per-kata maknanya dan keseluruhan ayat atau surat, serta memicu pembelajaran bahasa Arab. Juga diterbitkan aplikasi serupa yang bisa diunduh di playstore. Ini tentu saja membutuhkan tekad juga dari kita untuk konsisten belajar bahasa Arab. Karena bahasa Arab dalam Al-Qur’an adalah bahasa Arab terindah, saya pikir sungguh merugi kaum muslimin jika melewatkannya.
*blogpost ini diikutsertakan dalam lomba parade blog #PameranBukuBandung2014
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Al-Qur’an, kalam Ilahi yang telah dijamin keasliannya sepanjang zaman dan tak pernah lekang dari perkembangan. Perkembangan di sini tentulah dari sisi tampilan, fitur canggih pendukung, terjemahan, maupun segmen pasar. Saya ingat betul, kala masa sekolah, di tahun-tahun 90-an, awal sampai akhir, bentuk fisik Al-Qur’an yang ada masih terbatas. Keluarga orangtua saya masih menyimpan Al-Qur’an berukuran besar, layout terbilang biasa, isinya semata tulisan Arab biasa tanpa diembel-embeli warna-warni di beberapa tempat, seperti Al-Qur’an masa sekarang. Al-Qur’an yang dilengkapi terjemahan pun tak jauh beda di masa itu. Masih cukup sulit (mungkin memang tak ada) menemukan Al-Qur’an ukuran sedang, apa lagi mini (atau yang biasa disebut Al-Qur’an saku), yang biasa dimiliki para mahasiswa/i.
foto dari sini |
Di beberapa tahun terakhir, perkembangan percetakan Al-Qur’an berkembang pesat. Berbagai inovasi disodorkan. Bahkan Al-Qur’an tak hanya dijual di toko-toko buku offline. Toko-toko online, termasuk home shopping, turut meramaikan pasar penjualan. Di toko-toko buku masa kini, teramat mudah menjumpai “varian” Al-Qur’an. Ada yang melabeli diri dengan Al-Qur’an untuk muslimah, dengan warna-warni kalem di tampilannya, Al-Qur’an dengan penanda tajwid berwarna dan bonus pembatas buku berisi ringkasan ilmu tajwid, bahkan Al-Qur’an untuk anak-anak atau pemula. Di situs home shopping, lahir pula inovasi Al-Qur’an saku lengkap dengan pena pintar (e-pen)yang jika disentuhkan pada tulisan akan menampilkan aneka fitur, seperti penjelasan tajwid, bahkan rekaman murottal dari masayikh kenamaan. Ini semua mereka klaim sebagai fasilitas guna memudahkan semua orang belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil. Tentu saja, harga dari Al-Qur’an berftur canggih ini lebih mahal dari Al-Qur’an biasa. juga ada alternatif Al-Qur'an lewat aplikasi yang bisa diunduh dari playstore smartphones. Bahkan gadget khusus dengan software bawaan berfitur aplikasi Al-Qur'an, semacam Syaamil Tabz dan Syaamil Note.
foto dari sini |
Menurut saya, sah-sah saja jika pihak percetakan atau penerbitan beramai-ramai menelurkan inovasi demi kemaslahatan umat. Bagi saya, sebagai muslimah, saya mengharapkan edisi Al-Qur’an untuk muslimah tak semata menonjolkan tampilan warna-warni feminim khas perempuan, tapi diimbangi juga dengan bobot fitur di dalamnya, semacam ilmu tajwid dan bahasan khusus tentang surat-surat yang bersentuhan langsung dengan permasalahan muslimah. Selain itu, semaraknya inovasi penerbitan Al-Qur’an ini hendaknya diiringi dengan tanggung jawab moral, berdasarkan keimanan pada Sang Maha Pencipta Al-Qur’an. Barangkali tak asing di telinga khayalak kasus Al-Qur’an dengan isi surat yang menyimpang atau dipalsukan dan disusupkan oleh kaum kafir dan oknum-oknum tertentu. Pemerintah, khususnya Departemen Agama, sudah selayaknya menyortir dengan ketat izin terbit/cetak dari Al-Qur’an. Sebagai pembaca atau calon pembeli, kita juga musti berhati-hati dalam menjatuhkan pilihan. Biasanya penerbit yang telah dikenal shahih dan mencantumkan Izin dari Depag akan menjadi prioritas.
foto dari sini |
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ ».
“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
*blogpost ini diikutsertakan dalam lomba parade blog #PameranBukuBandung2014
sekarang AL-Qur'an di desain semenarik mungkin untuk menarik minat orang2 terutama anak2 ya kak he
BalasHapusal qur'an semakin cantik dan desainnya unik ya mak..
BalasHapussukses untuk lombanya :)
salam kenal
iya enaknya skrg Al Quran sdh bs didownload di gadget kita. meski hrs hati2 jg sih, krn pernah ada yg bacaannya beda. sentilan jg u saya nih yang msh jarang baca Quran jg blm ngeh artinya apa. sukses u lombanya Mak..
BalasHapusDengan adanya inovasi perkembangan Alquran yang tidak lagi versi cetak senata namun sdh merambah dunia maya...bahkan bisa diunduh gratis...bukan alasan lagi bagi kita utk tak paham baca Quran.. Saatnya kini benahi hati tuk mulai baca Alquran setiap hari...
BalasHapusIya, itulah contoh nyata teknologi yang digunakan untuk kemudahan hidup manusia dan dakwah, sesuai tuntunan agama. semoga ini makin memotivasi kita untuk belajar membaca, memahami makna, kandungan, dan mengajarkannya ya :)
BalasHapusmakasih ya semua, untuk kunjungan dan komentarnya..
Tengkiu Mak Mel untuk postingan yang indah ini. Aku jagoin deeeh... Good luck ya :-)
BalasHapusmakasih juga, ya, udah berkenan mampir.. :)
Hapus