“Manusia
bukanlah makhluk abadi; suatu saat pasti mati. Jangan biarkan bumi mengenangmu
dalam sebaris nama tiada arti. Biarlah tulisanmu membekaskan berjuta kisah yang
kelak tersampai ke kehidupan kedua nan abadi.”
“Pena
yang lincah dan aksara bertuah makna bahkan bisa lebih tajam dari sebilah
pedang. Pentaskanlah kisah pergulatan kebaikan dan keburukan. Buatlah jiwa-jiwa
dahaga menenggak segarnya tetesan hikmah dan bersua cerlang hidayah.”
“Menulislah
beserta kejujuran. Aksara yang dirangkai dari kelindan rasa dan asa yang jujur
akan mampu memetik dawai makna dan menggubah notasi jiwa sang pembaca.”
“Jadilah
penulis kreatif dan inspiratif; jangan jadi pengekor dan plagiator. Tiap
pribadi itu unik, terangkai dari kepingan-kepingan puzzle peristiwa yang terekam dalam ceruk jiwanya. Bacalah buku
bergizi dan telisiklah inspirasi dari drama kehidupan yang manusiawi.”
“Tetapkanlah
visi dan misi, lalu bebaskan pena meliuk berirama. Tak usah hirau cemooh para
komentator. Kala kau putuskan berproses tiada jeda, mereka akan menelan hinaan
di masa depan.”
Di atas adalah kata-kata mutiara motivasi diri untuk terus menulis yang diikutsertakan dalam
Lomba Menulis Kata Mutiara FAM
Berhadiah Novel “Rinai Kabut Singgalang” dan Novel “Lukisan Cahaya di Batas
Kota Galuh”
oleh: FAM grup
Wah mak.. kata-kata mutiaranya mantap sekali.
BalasHapus"Tiap pribadi itu unik, terangkai dari kepingan-kepingan puzzle peristiwa yang terekam dalam ceruk jiwanya."
Tiap pribadi memiliki pengalaman dan kisahnya sendiri-sendiri. Menuliskannya dan menjadikannya peninggalan untuk anak-cucu kita sebagai kenangan. :)
pas dapat feel itu, muncul begitu saja... makasih kunjungannya ya, salam kenal :)
Hapus