Selasa, 20 Mei 2014

Museum Nasional, Koleksi Yang Menghubungkan Generasi

Posted by Menukil Aksara | 10:56:00 PM Categories:

Pada sekitar pertengahan tahun 2007 silam, saya berkesempatan membersamai rombongan mahasiswa Hongik University dari Korea Selatan melakukan kunjungan ke Museum Nasional Indonesia. Rombongan yang menggunakan jasa bus ini juga disertai dua orang dosen pembimbing. Merupakan suatu hal yang sangat baik, menurut saya, jika dalam jadwal kunjungan mereka selama di Bogor dan Jakarta, mereka menyempatkan kunjungan ke Museum NasionalIndonesia. Di mana, Museum Nasional Indonesia sendiri menjadi pembeda dari negara-negara lain, yang barangkali telah mereka kunjungi, terutama dari segi isi yang disuguhkan, yang mampu menjelaskan sejarah Indonesia sebagai sebuah negara dan budaya. Mungkin mereka masih bisa menemukan taman bunga lebih indah daripada Taman Bunga Nusantara di negara mereka sendiri, atau barangkali perkebunan the, pegunungan, maupun objek wisata alam lainnya, namun tidak demikian dengan Museum Nasional Indonesia.
  Akses ke Museum Nasional sendiri cukup mudah, karena letaknya yang strategis di pusat kota dan sarana transportasi umum, seperti bus trans Jakarta pun mudah diakses dari gedung Museum Nasional. Harga tiket pun terjangkau bagi pengunjung dan dibagi dalam kategori-kategori, sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi pengunjung (anak-anak atau dewasa, turis domestik atau manca negara).


 Aktifitas dan Tour
           Pelayanan aktifitas dan tour merupakan suatu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya peningkatan apresiasi warisan budaya dan penyampaian informasi  koleksi Museum Nasional Indonesia kepada masyarakat luas, khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan antara lain berupa pelayanan pemanduan (guidance) atau bimbingan (counseling) kepada pengunjung, baik kepada pengunjung khusus (tamu negara, peneliti), maupun kepada pengunjung umum (pelajar, mahasiswa dan masyarakat awam). Bidang Kemitraan dan Promosi akan membantu dalam hal tersebut, jika perlu akan direkomendasikan atau dibantu oleh kurator-kurator yang mengelola koleksi atau merawat koleksi.
       Untuk keterangan lebih lanjut mengenai rencana kunjungan ke museum, hubungi Seksi Layanan Edukasi dengan nomor telpon : (021) 3868172 dan 3447778.
MuseumNasional juga bekerja sama dengan Indonesian Heritage Society, organisasi nonprofit yang membantu Museum Nasional terutama dalam hal pemanduan (guidance) dalam bahasa non Inggris, dengan jadwal sebagai berikut :
English tours - setiap hari sabtu kedua dan sabtu terakhir setiap bulan. 
French tours - pukul 9:30 WIB setiap hari Rabu ketiga setiap bulan.

Korean tours - pukul 9:30 WIB setiap hari Selasa pertama dan Sabtu ketiga setiap bulan.

Japanese tours - pukul 9:30 WIB setiap hari Selasa dan Sabtu pertama setiap bulan.

Tour dalam bahasa-bahasa lain disediakan atas permintaan.
Untuk tour di luar hari dan waktu yang dijadwalkan di atas, silakan kontak bagian perpustakaan



Museum Nasional Indonesia Dulu – Sejarah
Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie"). Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.
Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau "Sekolah Tinggi Hukum" (pernah dipakai untuk markasKenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "koninklijk" karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya: "memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya".
Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Koleksi Museum Nasional Indonesia
                Museum Nasional sendiri memiliki lebih dari 140 ribu koleksi yang siap mengajak pengunjungnya berkenalan dengan budaya Indonesia dari masa ke masa. Koleksi terbagi menjadi empat kategori : Prasejarah, Numismatic and Ceramic, Etnography, dan Archaeology.
                Pengunjung memang tidak diperbolehkan memotret koleksi budaya tersebut dengan kamera pribadi, namun foto-foto koleksi dapat diakses di situs Museum Nasional. Pengunjung di Museum Nasional dapat dengan mudah memahami latar belakang tiap koleksi, dengan disediakannya keterangan di koleksi-koleksi tersebut, atau bertanya kepada petugas untuk lebih jauh.
 
kelembit bok
keris


 
sultan banten crown

ruang eksibisi

stupa

singhasari mini

Museum Nasional Indonesia - Kini
Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".
Visi ini dituangkan dalam berbagai agenda dan events yang telah dan akan berhasil digelar dalam waktu dekat ini. Sebagai contoh, adalah event Festival 236 Tahun MNI dan Hari Internasional Museum yang menyuguhkan acara pembukaan, pameran promosi Museum Nasional Indonesia, dalam rangka Festival Jakarta Museum Day, Pameran Potret Museum Nasional Dulu, Kini, dan Akan Datang, Pertunjukan Kesenian, Pertunjukan Film, Pertunujukan Video Mapping, Demonstrasi dan Workshop Kreativitas Budaya, Lomba Penulisan Esai, Lomba Pembuatan Komik, Seminar Kekunaan Singhasari, dan Acara Puncak Gebyar Festival 236 Tahun MNI dan Hari Museum Internasional.
Selain itu, tiap akhir pekan, Museum Nasional Indonesia bekerja sama dengan Teater Koma menyuguhkan pentas seni mini mengambil tema sejarah Indonesia dan mengambil setting ruangan di Museum Nasional Indonesia. Hal ini tentu kian menarik perhatian dan bagus sebagai salah satu peluang promosi kreatif. Gerakan Cinta Museum yang menghadirkan pemilihan Duta Museum juga merupakan alternatif promosi dan menjamin keberlangsungan eksistensi dan kemajuan Museum Nasional di masa mendatang.

pentas oleh teater koma di museum nasional


Museum Nasional Indonesia – Akan Datang
                Di masa mendatang, saya pribadi sangat mengharapkan Museum Nasional Indonesiamampu menjadi destinasi wisata utama yang melalui koleksi-koleksinya dan berbagai event yang diselenggarakan akan menjadi penghubung bagi generasi bangsa.

Perbaikan Dari Sisi Interior Gedung
                Sebagai destinasi wisata utama, Museum Nasional harus mampu menyuguhkan keunikan arsitektur dan interior. Bisa diambil contoh Museum Louvre Paris yang dengan arsitektur modern dan canggihnya mampu menyedot perhatian ribuan pengunjung tiap harinya, bahkan digunakan sebagai setting novel dan film. Kelengkapan koleksi di dalamnya tentu tak luput dari perhatian. Interior dapat ditingkatkan dengan mengusung tema museum yang ramah keluarga atau ramah anak. Saya pernah menonton sebuah drama dari negara tetangga yang di dalamnya terdapat ide setting sebuah museum yang menyediakan suatu ruang khusus anak dengan desain furniture lengkap yang berwarna-warni berbahan ramah anak yang tentunya menyedot perhatian tiap kanak-kanak yang berkunjung. Ide ini dapat diperkuat dengan aneka permainan yang mengusung aktivitas fisik melatih motorik anak yang bertema sejarah atau petualangan budaya. Juga buku-buku bergambar yang mendukung penjelasan koleksi museum, yang dikhususkan bagi pengunjung anak-anak.  Keamanan pengawasan dalam museum sendiri juga tak boleh luput dari perhatian demi terjaminnya rasa aman anak.
                Perbaikan dari segi penataan ruang, dekorasi, pencahayaan, dan sebagainya juga harus selalu ditingkatkan mengingat tiap masa akan selalu ada perubahan opini dari pengunjung. Tak ada salahnya jika pihak manajemen mengakomodir tiap usulan yang masuk demi perbaikan museum.
Perbaikan Dari Sisi Publisitas
Saya memperhatikan bahwa situs Museum Nasional sendiri sudah cukup menarik keberadaannya sebagai situs resmi yang menjadi penyedia informasi utama. Namun dilihat dari update di kanal news, dan lainnya, terlihat bahwa situs kurang mendapat perhatian khusus. Hal ini teramat disayangkan, bahwa meskipun terdapat juga laman Fanspage di jejaring sosial, namun hendaknya situs resmi tidak boleh sampai tersisihkan.
Publisitas kreatif yang bisa membuka jalur alternatif lain contohnya kerja sama dengan teater koma, perlu dipertahankan. Selain itu, saya melihat dokumentasi museum masuk mall, sebuah kegiatan promosi kreatif bersama museum lain yang mengusung tema santai dengan mengenalkan museum sebagai tujuan liburan akhir pekan keluarga selain mall. Kegiatan seperti ini sangat bagus dan perlu ditingkatkan.
Saluran kerja sama promosi lain bisa diraih melalui hubungan baik dengan para blogger dan komunitas=komunitas yang menaungi. Blogger kini telah menunjukkan kekuatannya lewat tulisan-tulisan yang bisa diakses oleh jutaan pembaca dan tak terbatas ruang dan waktu. Adakan aneka event yang melibatkan para blogger dengan mengusung tema museum nasional. Event kunjungan museum nasional secara rutin juga bisa membidik kalangan blogger reporter. Kalangan lain yang potensial untuk sasaran kerja sama adalah penulis beserta penerbit, seniman film dan rumah produksi. Tidak dapat dipungkiri, masa sekarang, masyarakat telah mulai menggemari buku dan membentuk komunitasnya sendiri. Banyak juga penulis-pnulis muda handal yang bermunculan. Demikian pula halnya dunia perfilm-an yang telah bangkit dan berusaha mencari jati diri terbaiknya. Setting cerita di museum tentulah amat menarik diangkat dalam sebuah novel sejarah atau film petualangan dan drama sekalipun. Kita tentu masih ingat keberhasilan Dan Brown mengangkat sejarah dan rahasianya dalam sebuah novel laris.
Untuk meningkatkan penyebaran pengunjung, ada baiknya pihak manajemen juga memperbesar peluang sekolah-sekolah bagi anak-anak kurang mampu atau yayasan panti asuhan untuk dapat melakukan kunjungan gratis atau mendapat keringanan secara teratur. Ini merupakan investasi jangka panjang yang diharapkan bisa menjadi kebaikan di masa mendatang bagi bangsa.

                Saya sangat berharap tulisan saya ini memberikan sumbangsih meskipun sedikit dan membantu perbaikan ke arah positif bagi Museum Nasional Indonesia. Jadi, selamat hari museum internasional dan hari ulang tahun yang ke-236 bagi Museum Nasional Indonesia. Budayakan berkunjung ke museum sebagai sebuah arena liburan sekaligus penghubung budaya antar generasi mulai sekarang.


*Foto-foto dari koleksi situs Museum Nasional Indonesia

Blogpost esai ini diikutsertakan dalam Lomba Esai Blog Museum Nasional Indonesia
http://236museumnasionalindonesia.com
banner lomba esai blog 236 tahun museum nasional Indonesia



2 komentar:

  1. Mbaaa, minta alamat pengiriman dong. Mba Lani dapet 1 buku dari Bandung Diary. Saya udah kirim pesen di google hangout & komen di KEB. Hiks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh, maaf, maaf, mbak, pemberitahuannya di KEB ketindih ma yg lain sepertinya, nggak kebaca. hang out error hehe... saya sudah kirim pesan via inbox fb atas nama Hana Mahdiyyah (itu akun fb saya hehe...)
      makasih ya udah dikasih tahu di sini :)

      Hapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube